You are currently browsing the category archive for the ‘KEMAMPUAN BERSYUKUR DAN KOMITMEN MELAYANI’ category.
Aturan dunia tidak berlaku di dalam Kerajaan Surga.
Dengan sangat gamblang dan ekstrim hal itu dipaparkan oleh Tuhan Yesus kepada seluruh umat manusia. Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur menjadi sangat menggelikan jika diterapkan dalam dunia usaha, dan nalar manusia. Bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Adil bisa memberikan imbalan yang sedemikian tidak adilnya?
Kita melihat tadi, pekerja kebun anggur di dalam Kerajaan Surga, berapa pun lamanya bekerja tetap saja akan menerima upah yang sama. Ketika ada yang memprotes, maka segera mendapat penjelasan bahwa upah sudah sesuai janji.
Mengenai “imbalan” di dalam Kerajaan Surga ada dua hal yang patut dicatat:
- Tuhan memunyai kedaulatan penuh untuk menentukan apapun kepada setiap orang. Kita tidak boleh merasa iri, atau merasa sombong. Kita harus sama-sama merasa berbahagia telah diperhatikan, diikut-sertakan dan dihargai oleh Tuhan.
- Andai kita melayani pekerjaan Tuhan tanpa imbalan, kita sudah harus sangat berterimakasih, sebab merupakan peluang emas untuk merespons kasih karunia Tuhan yang limpah dalam Kristus Yesus. Apalagi jika mengingat bahwa dipekerjakan oleh Tuhan, berarti diberi kepercayaan untuk melakukan kerja sama dengan Tuhan sendiri. Kita diberi kemampuan, disucikan, untuk berkarya dalam Kerajaan-Nya yang mulia.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hidup kita ini sebenarnya adalah hidup dalam syukur. Semua yang perlu sudah diperjuangkan oleh Kristus, semua yang kita butuhkan sudah dipenuhi Bapa Pengasih, semua yang harus dipertahankan dan dikembangkan, dilakukan oleh karya Roh Kudus.
Ayo jangan malas, berkomitmen melayani.
Siapa bilang meninggalkan dunia yang semrawut ini tidak senang? Bagi Paulus hal itu adalah suatu keuntungan, mestinya juga bagi kita semua. Bagi setiap orang “Tuhan sudah dekat”, sewaktu-waktu Dia datang atau kita yang dipanggil mendekat. Maka jika Tuhan masih menunda keduanya, jangan kita hidup tanpa makna.
Apabila Anda memperlakukan seseorang …. Seolah-olah dia adalah apa dia seharusnya dan dia memang bisa, maka dia akan menjadi apa yang seharusnya dan apa yang dia bisa. (Goethe)
Kalau kita perhatikan, Tuhan Yesus selalu memperlakukan anak-anak-Nya seperti itu, tak heran jika di dunia ini bermunculan orang-orang yang menurut penilaian kita lemah, tetapi ternyata berprestasi bagi sesama, antara lain:
– Setelah kakinya diamputasi karena kanker, seorang pemuda Kanada yang bernama Terry Fox, berlari dengan satu kaki dari pesisir ke pesisir sepanjang Kanada, untuk mengumpulkan dana sebesar satu juta dolar untuk riset kanker. Ketika dia terpaksa berhenti di tengah jalan karena kanker menyerang paru-parunya, dia dan yayasan yang dirintisnya telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 20 juta dolar untuk riset kanker. (Chicken Soup For The Soul)
– Franklin D.Roosevelt lumpuh karena polio pada usia 39 tahun. Meskipun demikian dia menjadi salah satu pemimpin Amerika yang paling dicintai dan paling berpengaruh. Dia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat sebanyak empat kali. (Chicken Soup For The Soul)
“ Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan hendak memuliakan namaMu untuk seterusnya dan selamanya.” Mazmur 145:2. Lakukanlah itu tanpa beban, tanpa pamrih, hanya karena hati melimpah dengan rasa syukur serta ingin melayani dengan sukacita.
-daud adiprasetya
Seorang guru bijak berdiri di hadapan para murid-muridnya. Dengan tenang diambilnya sebuah akuarium kecil yang terbuat dari kaca yang bulat. Kemudian ia memasukkan ke dalamnya beberapa bola golf sampai penuh. Ia lalu bertanya kepada para muridnya apakah akuarium itu telah penuh. Para murid setuju, melihat kondisi akuarium yang telah diisi penuh oleh bola golf.
Sang guru kemudian mengambil batu-batu krikil berbagai ukuran kemudian mengisinya ke dalam akuarium. Ia kembali bertanya, apakah akuarium itu telah penuh. Para murid sedikit agak malu akan jawaban mereka yang pertama, kembali mengangguk dan menyetujui secara aklamasi bahwa akuarium itu telah penuh.
Kembali sang guru mengambil sekantung pasir dan menumpahkannya ke dalam akuarium sampai terisi penuh. Dengan tanpa ekspresi ia menanyakan pertanyaan yang sama seperti pada awal demonstrasinya. Kali ini para murid mulai tertawa mengingat keluguan mereka dan dengan lantang berkata, “Kali ini sudah penuh guru.”
Sang guru kemudian mengambil dua cangkir kopi dan menuangkannya ke dalam akuarium itu dan anehnya masih ada ruang dalam akuarium itu. Guru itu lalu berkata, “Akuarium ini melambangkan hidup Anda, bola golf yang pertama kali saya masukkan adalah prioritas terpenting dalam hidup Anda, seperti suami, isteri, anak-anak, dan kesehatan Anda. Semua prioritas yang saya baru saja sebutkan adalah hal yang sangat penting, dan walaupun semua hal dalam hidup Anda hilang, hidup Anda tetap utuh. Batu-batu krikil adalah prioritas kedua yang penting, seperti pekerjaan, rumah, dan alat transportasi Anda. Pasir melambangkan semua hal hal-hal yang sepele dalam hidup Anda, yang kalaupun hilang Anda dapat mencarikan gantinya. Namun, jika Anda menaruh pasir terlebih dahulu ke dalam akuarium maka tidak ada lagi ruang untuk batu-batu krikil dan bola golf.”
Seorang murid menyeletuk, “Yang dua cangkir kopi tadi melambangkan apa Pak?” Sambil tersenyum sang guru itu berkata, “Seberapa pun padat waktu kita, masih ada waktu untuk bercengkerama dengan seorang teman.”
–Champion
Komentar penulis
Pertama, ide “Akuarium Melambangkan Hidup” sangat menarik. Ada satu hal yang terlupakan, yaitu bahwa bola golf yang dikatakan prioritas terpenting mengapa hanya menyebutkan suami, isteri, anak-anak, dan kesehatan? Tuhan Allah tak boleh ketinggalan, sebab justru menjadi penentu dan pintu gerbang untuk memasuki segala bidang hidup, dan akan mewarnai segala-galanya dalam hidup ini.
Kedua, sangat bagus ketika dikatakan bahwa jika pasir yang didahulukan, maka tak akan ada lagi ruang untuk prioritas-prioritas lain yang lebih penting. Itulah cerita tentang kebodohan manusia di dunia, dari dulu sampai sekarang. Gara-gara ketertarikannya pada hal-hal yang menyenangkan hati, yang menjadi trend zaman, yang disangka bisa mengangkat dirinya untuk dikagumi, lalu mengabaikan kebutuhan utama hidupnya.
Ketiga, akuarium yang ternyata bisa memuat macam-macam unsur tadi juga sangat bagus untuk mengingatkan kemampuan bersyukur kita yang sebenarnya bisa berlapis-lapis, kalau kita mau. Karena sesungguhnya berkat Tuhan tidak satu bentuk, melalui berbagai cara yang tak terduga, dan datangnya tidak serentak. Maka seharusnya kita bersyukur senantiasa.
-daud adiprasetya
lanjut…
Penyemangat