You are currently browsing the tag archive for the ‘sabtu sunyi’ tag.

Apa yang terlintas dalam benak Saudara saat memandang salib? Mungkin cuma satu kata: derita. Salib adalah penderitaan. Secara fisik, orang yang disalib menderita. Mustahil manusia tetap hidup setelah menanggung hukuman salib.

Yesus menderita. Dia bukan Superman, juga bukan Gatotkaca. Dia seorang tukang kayu yang beralih profesi menjadi guru. Dia agaknya bukan tipe orang yang melatih otot-ototnya begitu rupa sehingga tahan menderita. Dia manusia biasa. Dan darahlah yang tersembur sewaktu paku menghunjam tangan dan kaki-Nya.

Namun, yang lebih membuat Yesus menderita ialah kenyataan bahwa Dia menjadi barang pajangan. Tontonan. Penderitaan itu sengaja dipertontonkan penguasa Romawi. Penderitaan telah menjadi komoditas.

Di sini terlihat rupa lain kejahatan: saat orang diberi kesempatan melihat dan menikmati derita sesamanya. Mental penjajah tampak jelas di sini: senang melihat orang lain susah dan susah lihat orang lain senang.

Yesaya menyatakan, hamba Tuhan itu—nubuat tentang Yesus orang Nazaret—sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan (Yes. 53:3).

yoel m. indrasmoro

(bersambung)

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabung dengan 2.613 pelanggan lain

Blog Stats

  • 47.928 hits

Arsip