APA YANG KAU CARI
Sibuk…sibuk… sibuk.. dan sibuk
Kertas berserakan di meja
Telepon berdering setiap waktu
Bertemu dengan para tetamu
Hari berlalu begitu cepat
Belum banyak hal yang diselesaikan
Bahkan minum dan makanpun terlupakan
Emosi naik turun tak tertahankan
Hanya lelah akhirnya yang dirasa
Ah, apa yang kau cari hai manusia!!
Kepuasan?
Harta?
Jabatan?
Penghargaan sesama?
Tak lagi bermakna kesehatan
Tak lagi bermakna arti hidup
Tak lagi bernilai waktu untuk keluarga
Tak lagi bernilai waktu untuk pasangan jiwa
Tak lagi bernilai waktu untuk diri sendiri
Tak lagi ada arti sesama
Tak lagi ada arti persekutuan
Tak lagi teringat apa dan siapa kendali hidup
Di ujung sana
Ada sosok pribadi kuat, sabar dan setia
Menanti diajak duduk sejenak
Menanti diajak bercakap
Menanti untuk mendengar keluh kesah
Menanti memeluk erat melepas kesal
Menanti untuk tertawa bersama
Menanti untuk berbagi segalanya
DIA tidak pernah jauh dari manusia
Hanya manusia mengagungkan egonya
Terbuai dengan segala keakuannya
DIA selalu sedia berbagi dengan manusia
Hanya manusia yang menutup mata dan telinga
Bahkan mengunci rapat pintu hatinya
Ternyata memang kesia-sian bertabur emas dan permata
Terlihat begitu indahnya
Sedangkan Sang Khalik Empunya Hidup dan segala kebutuhanmu
Terlihat bagai remang cahaya yang tak mampu menyinari jalanmu
Ah, apa yang kau cari hai manusia!!
– lelyana yudha
1 komentar
Comments feed for this article
April 16, 2009 pada 12:03 pm
yoel
Terima kasih buat puisinya. Memang kebanyakan orang modern malah heran dan bingung kala tak sibuk.
Apakah sudah membaca buku Terlalu Sibuk? Justru harus berdoa karya Bill Hybels, terbitan Bina Kasih? Kita sedang mempersiapkan edisi 20 tahun buku tersebut.
Catatan kecil saja: istilah “pun” seharusnya dipisahkan dari kata sebelumnya. Misalnya: apa pun, negara mana pun, siapa pun, kecuali kalau sudah lazim, contoh: meskipun. Juga kata “tetamu”. KBBI mengartikannya sebagai banyak tamu. Jadi kalimat dalam puisi di atas “Bertemu dengan para tetamu” berarti “Bertemu dengan para banyak tamu”. Jadi kalimatnya tidak efektif lagi. Usul saya: bertemu dengan para tamu, atau bertemu dengan tetamu, atau bertemu tetamu.
Kekuatan puisi adalah pada keringkasan. Pilihlah satu kata yang bisa mewakili banyak hal. Tak mudah. Tapi, perlu dilakukan.
salam,
yoel