“GLOBAL COOLING”

Tentu diantara pembaca banyak yang telah menyaksikan video Al Gore “An Inconvinient Truth” tentang global warming, pemanasan bumi menyeluruh, yang mengakibatkan naiknya level permukaan laut, banjir dan topan yang tiada terduga terjadi dimana-mana, kerusakan kehidupan hutan dan laut, gagal panen juga semakin meningkat angkanya.

Penyelidikan selama puluhan tahun menunjukkan bahwa pemakaian bahan bakar minyak atau batu bara (bahan bakar fosil, tidak terbaharui) untuk kendaraan, pabrik, pembangkit listrik dan lain-lain menjadi salah satu penyebab meningkatnya suhu udara bumi, udara yang panas ini terperangkap di bawah atmosphir bumi dan ‘menghangatkan’ bumi, mencairkan gunung-gunung es di kutub maupun di penjuru lain dunia. 50 tahun lagi daratan dunia akan menyusut menjadi tinggal sekitar 50%-an sementara kebutuhan makanan dan minuman meningkat tajam dan bila terus berlanjut, maka 100 tahun ke depan cucu dari cicit kita mungkin sudah tidak melihat daratan lagi di bumi karena sudah tertutup air, mereka sudah hidup di pemukiman terapung atau mucuk ke gunung-gunung. Itulah bahaya Global Warming, memang mengerikan.

Pabrikan otomotif yang sering dituding sebagai penyebab global warming juga mulai menyadari bahwa selain BBM semakin tinggi harganya, juga dalam masa depan mereka tidak akan mudah lagi memasarkan produk otomotif mereka yang berbahan bakar minyak, karena akan semakin di ‘cap’ sebagai pencetus global warming. Mereka tidak tinggal diam, setelah melakukan survey dan penyempurnaan tahunan, pabrikan otomotif sekarang sudah mulai menjual mobil dengan tenaga hybrid (hibrida), gabungan tenaga mesin dan baterai (aki), bahkan beberapa pabrikan getol sekali men-danai percobaan dan pengembangan mobil bertenaga sel surya, bahkan sudah mulai dijual mobil listrik BEV (batery electric vehicle).

TEKNOLOGI JADUL

Semasa smp, medio 1970an, saya senang sekali naik sepeda, sepeda pemberian ayah itu bermerek ” Magnet” bikinan Holland, sistim rem torpedo (untuk nge-rem, pedal di tekan ke belakang), sepeda ‘lanang’ (laki-laki) dengan palang bulat di depan sadel itu sungguh nyaman, saya bisa membawa 3 teman saya membonceng, satu duduk di palang depan, dua duduk di boncengan belakang, saya yang mengayuh pedalnya. Berat? wah lumayan ngoyolah.

Kala malam, saya juga senang kluyuran naik si Magnet, dia punya lampu depan dan belakang yang dinyalakan dengan kekuatan dinamo kecil yang digerakan putaran roda, semakin kuat kita mengayuh, semakin terang lampu-lampu sepeda menyala, kalau terlalu kuat mengayuh bohlam akan putus, solusinya ya saya bawa beberapa bohlam cadangan. Sistem lampu ini sangat saya sukai karena sederhana dan sangat membantu waktu kebut-kebutan malam hari. Ya teknologi penerangan mandiri bahkan ‘un-pluged’ ini entah sudah sejak kapan ada, yang menimbulkan pertanyaan mengapa teknologi seperti ini tidak digali dan dikembangkan pemerintah untuk mengatasi krisis listrik dan juga penghematan BBM, yang pada akhirnya akan mengurangi fenomena global warming.

ADA ENERGI ALTERNATIF

Harian Kompas pernah menulis tentang seorang di Kalimantan yang mampu menyediakan wind-generator (pembangkit listrik bertenaga angin) untuk kebutuhan listrik rumah tangga, arus listrik yang dihasilkan kincir angin akan disimpan dalam sebuah baterai (aki), dari aki akan memasok kebutuhan listrik rumah tangga tersebut. Harganya masih belasan juta rupiah dan dibuat secara job-order, kalau dipesan baru dibuatkan. Dijumpai pula di sebuah perumahan di Jakarta Barat, Pemda Jakbar sedang mencoba wind-generator pada sebuah rumah kebun mereka, petugas jaga yang ditemui hari Minggu hanya menjelaskan bahwa ada seorang yang tiap hari menulis angka2 di sebuah buku setelah melihat kinerja aki, dan setelah 6 bulan lebih wind-generator tersebut berfungsi baik sekali, mampu menerangi rumah tersebut secara berkesinambungan sesuai kebutuhan penerangan.

Seorang teman penulis yang mengunjungi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat juga menjumpai perumahan-perumahan di pelosok desa yang tidak terjangkau pelayanan PLN sudah menggunakan water-generator (pembangkit listrik tenaga air) sebagai sumber pemasok listrik penerangan rumah tangga.

Rupanya swasta dan masyarakat semakin kreatif ketika penyediaan daya listrik menjadi barang sulit dan jangkauan PLN sangat terbatas, mereka berupaya agar kebutuhan listrik bisa diupayakan secara mandiri, murah, tidak tergantung pemerintah, dan bebas BBM atau batu bara.

Wind generator penghasil istrik ke depan akan semakin berkembang dan pemakaiannya akan semakin meluas, yang akan menjadi perhatian para industriawan di bidang ini tentulah penyediaan baterai (aki) yang handal dan adanya sales dan service center-nya di daerah mereka. Aki inipun akan semakin meluas pemakaiannya, karena mobil dan sepeda yang bertenaga aki (elektrik) sekarang sudah mulai diminati masyarakat.

Catatan: Di Jakarta International Automotif Show, Agustus 2008, mobil Hibrida Toyota ‘Prius” terjual beberapa unit dan 5 unit lainnya berpartisipasi dalam acara rally mewakili Astra. Sped-trik (sepeda listrik) juga sudah banyak berkeliaran di Surabaya, harganya berkisar Rp3,5 – Rp 4 juta-an.

LANGIT dan BUMI YANG BARU

Mengutip http://www.g2glive.com, pabrikan Toyota Motor Company (TMC) saat ini telah menjual sekitar 1,6 juta kendaraan hibrida “Prius” mereka, terutama ke negara-negara Eropa dan Amerika, bahkan mereka menargetkan tahun 2020 semua kendaraan keluaran Toyota sudah harus berteknologi hibrida, atau yang lebih maju. Demikian juga pabrikan Hyundai Korea, juga telah berencana akan meluncurkan mobil hibrida pertama mereka pada Juli 2009, pertama akan diluncurkan 5.000 unit, dan terus akan meningkat jumlahnya, tahun 2010 mereka menargetkan produksi 30.000 unit mobil hibrida. Bahkan di Amerika untuk menggalakkan mobil berteknologi hibrida sudah ada kontes mobil hibrida tahunan, Chevrolet Tahoe terpilih sebagai Hybrid Car Of the Year 2008, ada persewaan mobil khusus hibrida dsb. Bila hal ini berjalan terus, Kompas 26 September 2008 menulis, bahwa 10 tahun lagi (2018) diproyeksikan separoh mobil di dunia sudah tidak lagi menggunakan BBM.

Pemakaian sepeda listrik, sped-trik, berkecepatan tinggi juga akan semakin menjadi mode meluas, teknologi baterai-nya akan semakin besar menyediakan tenaga dan semakin handal, akan bermunculan pula depot-depot pengisian ulang dan penjualan baterai sped-trik, sped-trik kecil yang tidak memerlukan SIM bagi pengendaranya akan menjadi tren remaja (anak-anak SMP) sekitar 3-4 tahun mendatang, hanya tergantung pengembangan model-nya saja, karena sped-trik yang dipasarkan sekarang masih kurang ‘gaul’ , seperti brom-fit DKW tahun 65an.

Di sektor listrik untuk perumahan, perkembangan penggunaan energi alam seperti angin, air dan matahari untuk menghasilkan tenaga listrik akan semakin meluas, walau pemerintah tidak terlalu ‘melek’ saat ini, pihak swasta akan masuk dengan agresif ke sektor ini, yang dulunya merupakan home industri seperti di Kalimantan itu, akan menjadi sebuah industri massal yang berteknologi dan harganya akan terjangkau masyarakat (di Tiongkok dan Swedia sudah berdiri pabrik ‘wind-generator’ untuk penerangan rumah), depot-depot penjualan dan servis baterai untuk ini juga akan bermunculan seiring dengan perkembangan pemakaiannya. Kalau sudah demikian, maka menghasilkan tenaga listrik yang lebih besar dan handal untuk penerangan perkantoran, kebutuhan industri, hotel, mal dll tanpa generator ber-BBM sudah semakin dekat.

SPBU akan banyak yang tutup atau memvariasikan bisnis BBM dengan penjualan dan servis aki rumah, mobil dan sepeda listrik (ah.layak disebut SPBU HIbrida juga?). Kenaikan harga BBM akan ditanggapi dingin oleh masyarakat, PLN juga akan semakin kehilangan pelanggan R1 nya, bumi akan perlahan bertambah turun suhu udaranya, masa ini sudah dekat, masa terjelmanya “Langit dan Bumi yang Baru”.

PERAN KITA?

Langit dan bumi yang baru, pasti membutuhkan peran aktif kita, kita harus berperan dalam melawan Global Warming, kita seharusnya melakukan kegiatan-kegiatan “Global Cooling”, (mendinginkan bumi, bukan dalam artian tiap hari ngompres es atau menyirami bumi lho), tidak usah dulu dengan kegiatan yang berskala luas, cukup mulai dari setiap kita melakukan hal-hal yang dapat disarankan; menghemat pemakaian listrik, menghemat pemakaian kendaraan motor pribadi, bersepeda atau jalan kaki ke tujuan yang tidak terlalu jauh, memilih naik kendaraan umum massal, memilih kendaraan bermotor yang hemat BBM, mengurangi pemakaian alat pendingin dan pemanas, mendisain bangunan yang hemat energi (penghawaan dan penerangan alami menjadi prioritas), memelihara dan menanam pohon sebanyak mungkin dan masih banyak hal-hal lain yang dapat kita lakukan. Ayo, dinginkan bumi. Mau?

Selamat memasuki era Global Cooling.

– yahya djuanda